Jumat, 11 Oktober 2019

SEJARAH TARI DOLALAK DAN GAMBIR ANOM

Sejarah tari dolalak

         Tari dolalak merupakan salah satu tari tradisional dari Kabupaten Purworejo. Sebagai tari yang menjadi ciri khas daerah Purworejo, tari dolalak sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
        Nama dolalak sendiri diambil dari dua nada "do" dan "la". Hal itu karena memang iringan musik dulunya hanya tersusun dari dua nada tersebut.
            Berdasarkan sejarah, Tari Dolalak terinspirasi dari perilaku serdadu Belanda saat sedang istirahat di tempat peristirahatan. Para serdadu Belanda tersebut beristirahat sambil mengadakan pesta dengan minum minuman keras serta berdansa. Aktivitas itu lalu ditiru oleh masyarakat pribumi dalam bentuk tarian sederhana dengan gerakan yang berulang-ulang.
           Pada tahun 1940, Tari Dolalak dikembangkan sebagai misi keagamaab dan politik untuk mengusir bangsa Belanda. Pada awalnya, tari ini hanya dipentaskan Pada acara tertentu seperti syukuran dan acaa lainnya. Tari ini biasa dipentaskan pada malam hari.
           Seiring dengan perkembangan zaman, mulai banyak modifikasi dari Tari Dolalak. Hal itu dilakukan untuk dapat menciptakan budaya sendiri yang terlepas dari kebudayaan Belanda. Perubahan itu terlihat dari musik pengiring,lagu yang dibawakan, gerak dan kostum yang dikenakan. Modifikadi tari itu diberi nama sesuai dengan asal daerahnya, seperti Kaligesingan, Mlaranan, Banyuuripan, dan Sejiwan.
          

         Tari Dolalak bisa dimainkan secara berkelompok, berpasangan, maupun perseorangan. Gerakannya meniru gaya prajurit yang kompak dan dinamis. Salah satu gerak yang menjadi ciri khas dari tari ini adalah "kirig", yaitu gerak bahu yang cepat pada saat tertentu. Sebenarnya ada banyak lagi gerak yang menjadi ciri khas dari tari ini, seperti adeg, tanjak, hayog, sered, mancad, jinjit, sepak, dan lain sebagainya. 
             Hal yang menjadi pusat perhatian adalah ketika pemain mengalami trace atau kesurupan. Biasanya pemain akan menari nari dengan gerak yang terkadang mengundang tawa . Dalam pementasan, tari dolalak didampingi oleh dukun. Untuk menyembuhkan pemain dari kesurupan, para dukunmelakukan rituak ritual tertentu. 


SEJARAH TARI GAMBIR ANOM
Tari Gambir Anom merupakan salah satu tari tradisional dari Jawa. Tari ini mmemiliki sejarah yang mungkin belum banyak orang yang mengetahuinya.

Tari Gambir Anom telah ada sejak masa Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Tari ini dipentaskan di keraton dengan tujuan untuk menyambut tamu tamu agung. Pa masa ith diperankan oleb seorang laki laki. 
           Tari Gambir Anom sendiri menggambarkan tentang tokoh Irawanyang merupakan putra dari Arjuna dimana ia sedang jatuh cinta padalawan jenisnya. Keunikan gerakan dapat dilihat dengan jelas, yaitu selain membawakan gerakan yang lemah gemulai tetapi juga memperlihatkan gerakan pantomim seperti berdandan, bingung,dan lainnya.



Meskipun pada awalnya Tari Gambir Anom hanya dimainkan oleh penari pria secara tunggal, tetapi sekarang tak sedikit Tari Gambir Anom dimainkan oleh perempuan. Saat tari ini dipertunjukan dalam sebuah penghormatan biasanya penari akan mengalungkan sampur pada tamu agum tersebut. Ini mengisyaratkan bahwa tamu kehormatan itu untuk menari bersama. 

.